Bagaikan selembar kaca tipis, kehidupan sempurnaku hancur berkeping-keping. Napasku sesak. Sulit rasanya membayangkan anakku akan memiliki pertumbuhan tubuh yang lambat seumur hidupnya. Namun, perlahan, aku mulai menyadari bahwa emosi dahsyat ini memberikan makna baru bagi kehidupanku. Mungkin putraku tidak mampu berlari cepat, tetapi dia memiliki bakat berharga untuk berempati dan menyayangi s…